(Bukan) Desember Kelabu

Setiap memasuki bulan penghujung tahun, selalu mengingatkan saya pada sebuah lagu lawas berjudul "Desember Kelabu". Lagu yang pernah dipopulerkan Maharani Kahar serta Yuni Shara itu merupakan salah satu lagu kesukaan Mamih. Waktu saya kecil, beliau suka memutarnya bersama lagu-lagu golden memories di rumah. Kebiasaan yang menjadikan anak-anaknya lebih akrab dengan lagu-lagu lawas tahun 70-90-an daripada lagu zaman now. 

Biasanya, saya dan suami dua-tiga minggu sekali pulang kampung. Namun, sejak terjadi pandemi, kami sama sekali belum pulang. Rindu? Tentu saja! Kini, lagu "Desember Kelabu" itulah yang menjadi salah satu pengobat rindu selain panggilan video. 

Mengawali hari di awal Desember ini, saya melakukan panggilan video dengan adik-adik dan Mamih. Alhamdulillah, mendapat kabar baik. Adik saya yang bungsu kemarin baru menyelesaikan sidang masternya. Congratulation! 

Panggilan video dengan keluarga tidak berlangsung lama, karena pertemuan dengan tim dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah dimulai.


Evaluasi_Museografia

Sumber: koleksi pribadi


Sebenarnya, surat undangan dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan pertemuan tersebut dilakukan di Hotel Century Park, Jakarta. Namun, karena kondisi tidak memungkinkan, maka saya hanya mengikuti dari aplikasi zoom. Agenda pertemuan adalah untuk membahas Majalah Museografia.

Majalah Museografia merupakan majalah khusus permuseuman yang diterbitkan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Majalah ini terbit setahun sekali. 

Pada pertemuan tadi, saya juga mendapatkan fail Museografia volume terakhir XIV No. 1/2019. Covernya begitu eye catching dengan warna kuning cerah ditambah gambar biola Wage Rudolf Supratman. Biola tersebut termasuk cagar budaya nasional yang menjadi koleksi Museum Sumpah Pemuda, Jakarta. 

Majalah_Museografia

Dua tahun lalu, saya sempat berkunjung ke museum tersebut. Kebetulan, saya menginap di Hotel Cordela, yang letaknya memang berdekatan dengan tempat penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua tahun 1928 itu. Jadi, dari hotel ke museum bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Sayang sekali, ternyata museumnya tutup. Semoga pada kesempatan mendatang, saya bisa mengunjungi museum lagi.

Sebenarnya, selain ingin berkunjung ke museum, banyak sekali yang ingin saya capai di bulan terakhir tahun ini. Misalnya dengan rutin menulis lagi baik di blog maupun media sosial lain. Kebetulan, di salah satu grup literasi yang saya ikuti sedang diadakan tantangan menulis 31 hari berturut-turut. Saya juga sedang berusaha menyelesaikan naskah novel duet saya yang pertama. Yah, belum kesampaian menulis novel solo lagi, novel duet pun tak apa. 

Walau tahun ini begitu spesial, dengan terjadinya pandemi yang berdampak pada hampir seluruh aspek kehidupan, semoga bulan Desember ini selalu sehat dan ceria. Cukuplah "Desember Kelabu" hanya lagu.



0 Comments